Kamis, 22 September 2011
Tentang 'Antologi Rasa'
Page 221: "In the end, you just gotta pick your happiness"
Ini adalah review pertama saya. Sejujurnya saya masih awam sekali soal menulis review. Gak tau mana yang baku dan tak baku. Tapi yang penting inilah kesan awal saya tentang "Antologi Rasa". Sebuah novel yang yah, ibarat makan blackforest atau brownies dengan gula pasir. I can't stop 'till the last bite.. Malah pengen nambah..hahaha. Bukan karena saya rakus lho. Tapi sebelum kita ngebahas soal novel yang satu ini. Ijinkanlah saya untuk memperkenalkan siapa penulisnya.
Dan dia adalah…
R: Ahemm..ahm…namanya sapa mbak, boleh dong kita kenalan
I: Nama saya Ika Natassa
R: Wow…(dengan gaya takjub)
I: Lho, tau saya? Kenal saya?
R: Nyengir kuda
I: Kok malah nyengir?
R: Kagak mbak, kagak kenal..saya cuma baca salah satu sinopsis buku mbak yang judulnya "A Very Yuppy Wedding" dan "Divortiare"
I: *Tepok Jidat..Plak
Hehehe..yang barusan itu percakapan fiktif saya dengan beliau. Karena sejujurnya saya ngiler ingin ketemu beliau yang punya segudang prestasi mulai dari banker, finalis Fun Fearless Female Cosmopolitan 2004, pengajar di Commercial & Business Banking Academy di Bank Mandiri, hobi motret dan nulis. Pemilik blog ikanatassa.tumblr.com. Penyuka lagunya John Mayer. Etc..etc…Tapi enough with my obsession. Lebih baik kita fokus ke tujuan awal kenapa nulis ini. Okelah tarik nafas dalam-dalam 1..2..3..
Page 13: People travel for different reason…terkadang karena pekerjaan, mencari sesuatu, terpaksa atau sometimes it’s just for the sake of travelling itself.
Kalau boleh curhat. Saya sempat yah agak ragu untuk membeli novel ini. Sempat mikir seribu kali karena gak ingin melakukan pemborosan yang berakibat fatal. Karena terkadang otak saya yang udah dibebani berbagai macam tulisan bahasa Inggris selama 8 jam sehari (saya penerjemah berita hiburan dan teknologi) agak susah mencerna novel yang bagus dan gak bagus. Biasanya saya cenderung sikat habis aja. Karena tertarik pada bagian luar mulai dari cover, pengantar singkat dari penulis yang udah baca novel itu atau bahkan hanya karena judul. Beberapa kali saya tertipu dengan bagian luar. Tapi untuk novel yang satu ini. Saya mengaku JATUH CINTA. Bukan hanya dari judul, cover yang simple tetapi juga isinya.
"Antologi Rasa" adalah sebuah kerumitan tentang tiga karakter utama yakni Keara, Harris dan Ruly. Dua cowok satu cewek. Terperangkap dalam ilusi dimana mereka harus memilih antara mencintai atau menjadi sahabat yang baik bagi satu sama lain. Intinya belajar untuk melepaskan. Menyadari bahwa sekeras-kerasnya usaha tetap bukan kita yang menentukan.
Banyak hal yang bisa saya pelajari dari buku ini. Bukan hanya tentang Keara dengan Panji, Keara dengan Harris atau Keara saat bersama Ruly. Tapi juga perang batin Harris yang nota bene seorang player, kemudian berubah menjadi gentlemen. Harris adalah karakter favorit saya. Slogan utamanya adalah "Seneng definisi gue: elo tertawa lepas. Seneng definisi elo? Mungkin gue nggak pernah tahu." Itulah Harris. Seorang pria yang sudah berjanji pada diri sendiri untuk nggak bikin perempuan tercintanya nangis. Though the woman doesn’t know about his feeling.
Ada juga Ruly dan Keara yang bersembunyi dalam kepompong perasaan mereka tapi tetap survive sebagai individu. Saya suka cara sang novelis menuangkan semuanya satu persatu. Bahkan novelis pun melibatkan diri menjadi bagian dari kisah itu. Bukan sebagai karakter tapi identitas novelis itu sendiri. Ika Natassa dalam pandangan saya, melebur menjadi John Mayer, Adele, "Edge of Desire", kamera Canon dan segala hal yang ada dalam diri Keara. Bagi saya, novel ini nyata....secara filosofi tentunya..
Satu hal yang kurang sreg buat saya adalah ketika sang novelis mengkombinasikan kopi luak dan monkey di hal 28. Kenapa luak dan bukannya luwak dan kenapa monyet dan bukannya musang luwak saja supaya lebih real. (*Tepok jidat..). But overall "Antologi Rasa" cukup konsisten karena yang namanya Antologi itukan kumpulan ya. Jadi ada banyak rasa di dalamnya. Tak perlu benar atau salah, baik atau buruk, sedih dan gembira. Yang penting adalah keberagaman.
Di akhir curhat saya tentang buku ini. Ada satu kalimat yang ingin saya bagi buat semua. Kalimat yang mengawali saya menulis ini, "In the end, you just gotta pick your happiness". Yap dengan lantang saya katakan, "Meski semua keputusan ada di tangan Yang Maha Kuasa, kita juga harus bisa memilih sendiri hal yang membuat kita bahagia. Setelah mungkin kita muter-muter nggak karuan, maka kita akan sampai di tempat semua bermula atau bahkan berakhir. Tentu saja pilihan untuk bahagia ada di tangan anda dan putuskanlah dengan bijak." Karena "Rasa", seperti kata iklan sebuah produk terkemuka, "Tak Pernah Bohong”. Happy reading "Antologi Rasa" ya…^_^..
Special thanks to
Ratri..Always and always..dan seseorang lainnya yang bisa bikin saya adem walau hanya dengan berkata "Jangan lupa minum obat ya"..:P
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
Selama cerita bisa membawa pembaca masuk kedalamnya, maka kita tidak ingin sekejap pun berhenti membacanya..
betul mas...makasih udah mampir...^_^
Thats life. Like a cup o coffe. Ada manis ada pahit. Enjoy ajaaaaaa....
kalo dibikin enjoy, ujung-ujungnya juga bahagia. karena enjoy artinya bersyukur ^^
pinjemmmmmmmmmmmmmm :D
ratri...ayo ketemuan..hihihih..tukeran buku
Posting Komentar