Minggu, 12 Agustus 2012

Sebuah kisah di hari Minggu (Jurnal Baksos IPP 2012)


WS Rendra pernah berkata: 
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak rumah, lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika, aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puisi ini bikin saya terenyuh, berkaca pada banyak hal dan banyak peristiwa yang wajib diambil hikmahnya. Baik atau buruk, pahit maupun manis, senang ataupun sedih. Salah satunya ketika saya dipercaya menjadi Ketua Baksos IPP (Ikatan Pemuda Peduli) 2012.

Bagi yang belum tahu, IPP merupakan komunitas alumni UNESA (terutama) dan beberapa teman di luar itu. Saya sendiri bisa gabung di sini karena "diculik" seorang pria berkacamata dengan ransel dan kameranya yang notabene spesial buat saya.

Eits tapi kita nggak akan bahas soal kisah cinta saya tetapi pengalaman pertama saya mendapat kehormatan menjadi bagian dari keluarga besar IPP yang Ramadhan tahun ini menggelar kegiatan baksos di tiga panti asuhan yakni Panti Asuhan Cahaya Insani di Kertajaya, Ulul Alba di Manukan dan Panti Anak Sang Surya di area Wiyung (monggo bagi yang ingin tahu infonya bisa googling)

Awalnya saya sempat pesimis khawatir tidak bisa maksimal sebagai ketua. Tapi berkat masukan dari teman-teman, acara ini bisa terselenggara dengan lancar. Amin..Dengan bekal semangat dan kerja keras, kami pun Alhamdulillah bisa melaksanakan baksos tepat di 12 Agustus. Singkat kata, saya berterima kasih pada semua pihak yang membantu perjalanan kami hingga sampai ke 3 panti asuhan tersebut dan berinteraksi dengan pengurus maupun anak-anaknya. Semoga lain hari kita masih diberi kesempatan untuk membantu sesama. Amin..Semangat buat teman-teman IPP :)

Dan inilah sedikit dokumentasi perjalanan kami..










"Ini bukanlah akhir tapi awal dari perjalanan"....

NB:
Makasih buat mas Yossy Hendrawan yang selalu ngasih senyum buat saya..:)

2 komentar:

Andro Bhaskara mengatakan...

wah.. baru baca puisi itu. dan merasa sayapun masih seperti itu... :(
Selamat ya Mbak... Kegiatannya sukses... semoga bisa memberikan keringanan langkah bagi mereka dan tentunya ladang pahala buat mbak.. :)

Melihat Dengan Hati mengatakan...

mas Android..opss. salah ding..mas andro, maturnuwun buat komentarnya. amin mas..moga tahun depan bisa lebih baik lagi..:)