Senin, 05 Desember 2011

Memori 2 Desember (Berani Mencintai)


"Kamu sudah 3 tahun menunggu untuk bahagia, butuh berapa lama lagi buat kamu untuk bahagia?"


Itu adalah sebuah pertanyaan yang saya ajukan untuk pria dengan ransel dan kamera. Seseorang yang saya kagumi sekaligus saya sayang tentunya. Seseorang yang membuat saya berani menjadi nyata. Menjadi diri sendiri lebih tepatnya.

Dengan jujur saya katakan kalau saya menyayanginya. Dan saya nggak pernah lelah untuk membuatnya tersenyum malu-malu seperti yang biasa ia lakukan kala saya datang memberi kejutan.

2 Desember itu jadi hari penting buat saya. Dan malam itu, ketika saya dan pria dengan ransel serta kamera itu pergi ke toko buku. Tanpa banyak bicara saya sodorkan tulisan di bagian belakang buku "2" karya mas Donny Dirgantara, pengarang favorit saya.

Kata-katanya singkat tapi dalam. Dan bunyinya:

"Memutuskan untuk berani mencintai dan mencintai dengan berani"

Ya. Itu adalah impian saya. Bukan cinta yang menggebu-nggebu ala ababil tapi sebuah cinta yang sederhana. Yang dewasa walau kadang sedikit manja.

Saya hanya meminta dia untuk melepaskan sedikit luka masa lalunya. sedikit demi sedikit. Seperti yang saya lakukan sekarang. Karena saya dan dia berhak untuk bahagia. Dan saya nggak akan pergi karena saya ingin bahagia.

Jet'aime..
 

6 komentar:

Andro Bhaskara mengatakan...

wuih.. pasti senang banget dianya.. berani mencintai dan mencintai dengan berani... Semoga itu yang terbaik ya sist.. Nice post..:)

Melihat Dengan Hati mengatakan...

Mas andro: makasih banyak mas..amin ya robb..^_^

Unknown mengatakan...

besok ada mas Doni Dirgantoro looh di kampusku :)

Melihat Dengan Hati mengatakan...

Syifa Azz: huaaaaa iri.......:(

Ujang Arnas mengatakan...

wahhh :)
sukses untuk cintanya mbak...
ahh andai dia...bisa seberani mbak ini.
sayang dia pemalu... :D

Melihat Dengan Hati mengatakan...

Mas Uchank: makasih..semoga dia lebih berani dan anda juga lebih berani lagi..ayo semangat..saya juga masih berproses..^_^