Rabu, 16 Mei 2012

Mencoba Jujur Ternyata Salah


Mendapat teguran dari seseorang atau lebih pastinya tidak menyenangkan. Tapi bagaimanapun itu baru saja saya alami. Dan akhirnya membuat saya tersadar bahwa sebuah kesalahan besar curhat di jejaring sosial, entah tersirat atau tersurat.

Karena apa, karena justru membuat kita dihakimi. Membuat kita cuma salah, salah dan salah. Karena seharusnya, jejaring sosial itu untuk bertukar informasi bukan buat nyampah tentang kesedihan. Bukan buat mengeluh dan mengaduh yang kata sahabat saya itu adalah aktivitas paling seru buat dia dan akhirnya malah saya jadi ketularan.

Intinya adalah tak seorangpun kecuali diri sendiri yang bisa dipercaya. Saya memang gak punya wahana buat curhat ke orang lain karena saya gak mau menyusahkan orang lain. Sementara saya sendiri harus menyelesaikan masalah. Mau curhat dibilang ngeluh, mau menjelaskan malah nanti dibilang ngotot. Saya pikir saya punya hak buat curhat di Twitter dan Facebook saya. Dan ternyata itu cuma kesalahan.

Saya cuma mau bilang buat orang2x yang menilai saya, silakan anda menilai saya apa saja, mau buruk, mau baik, silakan. Tapi tahukah anda, saya peduli, saya peduli apa kata banyak orang pada saya. Itulah alasan kenapa saya dulu menutup diri. Karena saya lelah harus menyenangkan orang lain. Saya harus menuruti maunya orang lain. Sejak kecil saya dibentuk harus begini dan begitu dan ketika saya berusia 27 tahun saya juga harus dibentuk lagi. Wow...

Hari ini saya melakukan kesalahan karena bersikap jujur. Dan karena kebodohan saya, akhirnya "dia" jadi marah sama saya. Mungkin sebaiknya jujur itu harus pada tempatnya. Mungkin tak perlu berlebihan. Mungkin seperti kata Desi Anwar, if you can't say something nice so keep your mouth shut...:) (Kurang lebihnya sih begitu)

Sekali lagi maaf saya sudah curhat dan nyampah di Twitter. Mungkin lebih baik saya belajar diam, belajar kuat walau akhirnya sendirian.

7 komentar:

Ujang Arnas mengatakan...

Wah kalau soal curhat mencurhat sih sy juga gak terlalu paham.
semua orang punya sudut pandang yang berbeda.
Just be yourself. tapi jgn lupa mbak, kita gak idup sendirian di jejaring sosial. Entah bagaimana semua bisa saja terhubung.

Semoga 'dia' tak salah paham lagi.

Melihat Dengan Hati mengatakan...

Makasih ya mas Uchank, saya gak sempurna jadi masih harus banyak belajar dan mencoba tidak terpuruk. Tapi sepertinya mencintai adalah hal yang selalu berakhri menjadi sesuatu yang buruk buat saya..thanks for visiting my blog..^_^

u n n i mengatakan...

Bersyukur ada orang yang menegur dan mengingatkan ...

g bisa komentarin ttg curhat di jejaring sosial, karena saya jg biasanya ga nyadar kalo ternyata udah curhat ,, hehehee..

Makin dewasa dan kuat dgn adanya hal ini ya mbak? :))

Melihat Dengan Hati mengatakan...

Dear unni: Insyallah ya..selalu bersyukur aja..cuma membuat saya memilih untuk lebih baik diam kalau soal masalah pribadi

Didin Supriatna mengatakan...

curhat donk..

Kumbino Bayu Purbo mengatakan...

Menurut saya pribadi: Tidak semua orang senang menghakimi dan mengadili. Saya malah kurang senang menilai. Karena kadang penilaian saya salah. Tidak fearkan.
Siapapun yang mau menilai daya harus berani saya nilai, itu moto saya.
Jadi tenang saja...

OUTBOUND DI MALANG mengatakan...

lebih baik jujur :)
nice post :)
ditunggu kunjungan baliknya yaah ,