Selasa, 15 November 2011

Gabriel....Bukan Sekedar Nama

Dear Gabriel, bagaimana kabar kamu?
Telepon saya, sms saya dan mungkin pesan saya di Facebook kamu, rasanya hanya membisu dan merasa terabaikan
Saya gak marah Gabriel, saya hanya merasa sedih
Kamu yang menemani saya tertawa dan menangis, tiba-tiba pergi begitu saja
Kamu hanya pamit dan bilang "Saya gak ingin kamu bingung memilih. Saya cuma ingin kamu bahagia".

Kamu bilang saya kuat. Tapi sebenarnya saya rapuh Gabriel
Saya terus memandang sosok kamu yang semakin menjauh, dan saya merasa kehilangan..
Tawa kamu, senyum kamu, cara kamu memandang hidup
Kamu sudah saya anggap sebagai sahabat dan sahabat seharusnya tidak pergi

Setiap pagi, siang, sore dan malam, kita saling bertegur sapa
Dan kini semua jadi sunyi
Kamu bersikeras bahwa lebih baik kamu melihat saya bahagia dari kejauhan
Kamu menolak memandang saya dengan keberanian
Kamu enggan mendengar kisah saya tentang hidup dan segudang hari yang saya jalani
Dan yang membuat saya makin sedih, kamu memutuskan semua hal dengan cara kamu sendiri
Kamu datang dalam hidup saya dan kemudian menyingkirkan saya

Tapi saya gak bisa meminta kamu untuk berjuang buat saya
Saya cuma bisa menghargai keputusan kamu dan merelakan kamu
Seseorang yang spesial meminta saya tersenyum, Gabriel
Saya sayang pada seseorang itu, tapi kamu sahabat saya. Dan untuk itu, kamu punya satu ruang khusus dalam hidup saya...Kamu adalah orang pertama yang bisa melihat siapa saya. Bukan hanya tahu tapi memahami. Tidak menilai atau menghakimi.

Setiap kali hujan turun, saya cuma bisa diam. Saya cuma bisa menahan nafas saya yang semakin sesak.. Dan hari itu, sore itu, saya membaca status kamu. Dengan bijak kamu menulis:



Ketika seseorang datang ke dalam hidup kamu, Allah mengirim mereka karena suatu alasan.
Baik untuk belajar dari mereka, atau untuk menyertai mereka sampai akhir...

MEMPERCAYAI MEREKA...
Mempercayai seseorang yang dapat melihat 3 hal dalam diri Anda:
- kesedihan di balik senyum Anda,
- cinta di belakang kemarahan Anda
- alasan di balik sikap diam Anda.


Apa ini kalimat perpisahan kamu, Gabriel? Saya mungkin gak pernah bisa tahu. Saya mungkin belum bisa memahami kamu seperti kamu memahami saya. Saya cuma berdoa semoga kamu bahagia, Gabriel. .
.

3 komentar:

Budhi Insan mengatakan...

waduh....
galau...galau....
tetap semangat menunggu Gabriel ya...

Melihat Dengan Hati mengatakan...

hahahaa..mas Insan..saya gak menunggu Gabriel karena bukan dia yang saya cintai...saya cuma pengen ngerelain kepergian sahabat saya itu..si gabriel..:D

Ayu Islamiyati mengatakan...

sedih yah ditinggal kayak gitu, :'(